Deli Serdang, Parnadaily.com
4 Juni 2025 – Dalam upaya mencegah penyebaran paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme, kegiatan sosialisasi bertema “Strategi Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme” diadakan di Aula Desa Bandar Labuhan, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang pada Rabu pagi (04/06).
Acara yang dimulai pukul 09.30 WIB ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat desa, termasuk Kepala Desa Bandar Labuhan, Hajeman, perangkat desa, para kepala dusun, TP PKK Desa, dan pelajar/i dari STAIRA Batang Kuis. Total peserta yang hadir sebanyak 23 orang.
Sosialisasi ini menghadirkan narasumber dari Densus 88 AT Mabes Polri, yakni IPDA Kunto Adi Wibowo, SH., MH selaku Katim Pencegahan Satgaswil Sumut Densus 88, dan Brigpol Sigit Ramadhan, yang memberikan pemahaman mendalam seputar bahaya intoleransi dan radikalisme.
Pentingnya Mencegah Paham Intoleransi dan Radikalisme
Dalam berbagai acaranya, Kepala Desa Bandar Labuhan, Hajeman, mengapresiasi kehadiran Tim Densus 88 dan seluruh peserta. Ia berharap ilmu yang diperoleh dari sosialisasi ini dapat disampaikan kembali kepada keluarga dan masyarakat luas.
“Radikalisme sangat mengganggu stabilitas negara. Setelah mendapat pengetahuan dari sosialisasi ini, kami harap masyarakat bisa lebih waspada dan aktif menyebarkan pemahaman damai di lingkungannya,” ujarnya.
Brigpol Sigit Ramadhan menekankan bahwa intoleransi bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari diskriminasi agama, rasisme, hingga sikap eksklusif terhadap kelompok tertentu.
“Radikalisme tidak ada pada agama manapun, namun semua individu dari latar belakang agama apapun bisa terpapar. Penting bagi kita untuk saling menghargai dan menjaga keharmonisan sosial,” ungkapnya.
Ia juga memaparkan berbagai penyebaran paham radikal, seperti diskusi keagamaan tertutup, pertemanan, media sosial, hingga lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, masyarakat diminta lebih memilih dalam menerima informasi dan membangun jaringan sosial.
Menumbuhkan Kewaspadaan Kolektif
Kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan peserta, tetapi juga bertujuan membekali para tokoh masyarakat – seperti kepala dusun, tokoh agama, dan pengurus BKM – agar menjadi agen pencegahan di lingkungan masing-masing.
Acara ditutup pada pukul 11.50 WIB dengan tertib dan lancar. Diperkirakan, kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan di desa-desa lain sebagai upaya membangun ketahanan masyarakat terhadap paham-paham ekstrem.(Heru)